Kamis, 11 November 2010

tahap perkembanagn prilaku psikososial menurut Erikson


  1. Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Kecurigaan)
Tahap ini berlangsung pada masa oral, kira-kira terjadi pada umur 0-1 atau 1 ½ tahun. Tugas yang harus dijalani pada tahap ini adalah menumbuhkan dan mengembangkan kepercayaan tanpa harus menekan kemampuan untuk hadirnya suatu ketidakpercayaan. Kepercayaan ini akan terbina dengan baik apabila dorongan oralis pada bayi terpuaskan, misalnya untuk tidur dengan tenang, menyantap makanan dengan nyaman dan tepat waktu, serta dapat membuang kotoron (eliminsi) dengan sepuasnya. Oleh sebab itu, pada tahap ini ibu memiliki peranan yang secara kwalitatif sangat menentukan perkembangan kepribadian anaknya yang masih kecil. Apabila seorang ibu bisa memberikan rasa hangat dan dekat, konsistensi dan kontinuitas kepada bayi mereka, maka bayi itu akan mengembangkan perasaan dengan menganggap dunia khususnya dunia sosial sebagai suatu tempat yang aman untuk didiami, bahwa orang-orang yang ada didalamnya dapat dipercaya dan saling menyayangi. Kepuasaan yang dirasakan oleh seorang bayi terhadap sikap yang diberikan oleh ibunya akan menimbulkan rasa aman, dicintai, dan terlindungi.
  1. Otonomi vs Perasaan Malu dan Ragu-ragu
Masa ini biasanya disebut masa balita yang berlangsung mulai dari usia 18 bulan sampai 3 atau 4 tahun. Tugas yang harus diselesaikan pada masa ini adalah kemandirian (otonomi) sekaligus dapat memperkecil perasaan malu dan ragu-ragu. Apabila dalam menjalin suatu relasi antara anak dan orangtuanya terdapat suatu sikap/tindakan yang baik, maka dapat menghasilkan suatu kemandirian. Namun, sebaliknya jika orang tua dalam mengasuh anaknya bersikap salah, maka anak dalam perkembangannya akan mengalami sikap malu dan ragu-ragu. Dengan kata lain, ketika orang tua dalam mengasuh anaknya sangat memperhatikan anaknya dalam aspek-aspek tertentu misalnya mengizinkan seorang anak yang menginjak usia balita untuk dapat mengeksplorasikan dan mengubah lingkungannya, anak tersebut akan bisa mengembangkan rasa mandiri atau ketidaktergantungan. Pada usia ini menurut Erikson bayi mulai belajar untuk mengontrol tubuhnya, sehingga melalui masa ini akan nampak suatu usaha atau perjuangan anak terhadap pengalaman-pengalaman  baru yang berorientasi pada suatu tindakan/kegiatan  yang dapat menyebabkan adanya sikap untuk mengontrol diri sendiri dan juga untuk menerima control dari orang lain. Misalnya, saat anak belajar berjalan, memegang tangan orang lain, memeluk, maupun untuk menyentuh benda-benda lain.
Di lain pihak, anak dalam perkembangannya pun dapat menjadi pemalu dan ragu-ragu. Jikalau orang tua terlalu membatasi ruang gerak/eksplorasi lingkungan dan kemandirian, sehingga anak akan mudah menyerah karena menganggap dirinya tidak mampu atau tidak seharusnya bertindak sendirian.
  1. Inisiatif vs Kesalahan
Tahap ini pada suatu periode tertentu saat anak menginjak usia 3 sampai 5 atau 6 tahun, dan tugas yang harus diemban seorang anak pada masa ini ialah untuk belajar punya gagasan (inisiatif) tanpa banyak terlalu melakukan kesalahan. Masa-masa bermain merupakan masa di mana seorang anak ingin belajar dan mampu belajar terhadap tantangan dunia luar, serta mempelajari kemampuan-kemampuan baru juga merasa memiliki tujuan. Dikarenakan sikap inisiatif merupakan usaha untuk menjadikan sesuatu yang belum nyata menjadi nyata, sehingga pada usia ini orang tua dapat mengasuh anaknya dengan cara mendorong anak untuk mewujudkan gagasan dan ide-idenya. Akan tetapi, semuanya akan terbalik apabila tujuan dari anak pada masa genital ini mengalami hambatan karena dapat mengembangkan suatu sifat yang berdampak kurang baik bagi dirinya yaitu merasa berdosa dan pada klimaksnya mereka seringkali akan merasa bersalah atau malah akan mengembangkan sikap menyalahkan diri sendiri atas apa yang mereka rasakan dan lakukan.
  1. Kerajinan vs Inferioritas
Masa Sekolah (School Age) ditandai adanya kecenderungan industry–inferiority. Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri.
Tahap keempat ini dikatakan juga sebagai tahap laten yang terjadi pada usia sekolah dasar antara umur 6 sampai 12 tahun. Salah satu tugas yang diperlukan dalam tahap ini ialah adalah dengan mengembangkan kemampuan bekerja keras dan menghindari perasaan rasa rendah diri. Saat anak-anak berada tingkatan ini area sosialnya bertambah luas dari lingkungan keluarga merambah sampai ke sekolah, sehingga semua aspek memiliki peran, misalnya orang tua harus selalu mendorong, guru harus memberi perhatian, teman harus menerima kehadirannya, dan lain sebagainya.
  1. Identitas vs Kekacauan Identitas
Tahap kelima merupakan tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada saat masa puber dan berakhir pada usia 18 atau 20 tahun. Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitasdiri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota.
  1. Keintiman vs Isolasi
Tahap pertama hingga tahap kelima sudah dilalui, maka setiap individu akan memasuki jenjang berikutnya yaitu pada masa dewasa awal yang berusia sekitar 20-30 tahun. Masa Dewasa Awal (Young adulthood) ditandai adanya kecenderungan intimacy – isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya. Apabila seseorang dalam tahap ini tidak mempunyai kemampuan untuk menjalin relasi dengan orang lain secara baik sehingga akan tumbuh sifat merasa terisolasi yaitu kecenderungan orang untuk mengisolasi/menutup diri sendiri dari cinta, persahabatan dan masyarakat, selain itu dapat juga muncul rasa benci dan dendam sebagai bentuk dari kesendirian dan kesepian yang dirasakan.
  1. Generativitas vs Stagnasi
Masa dewasa (dewasa tengah) berada pada posisi ke tujuh, dan ditempati oleh orang-orang yang berusia sekitar 30 sampai 60 tahun. Masa Dewasa (Adulthood) ditandai adanya kecenderungan generativity-stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal– hal tertentu ia mengalami hambatan.
  1. Integritas vs Keputusasaan
Tahap terakhir dalam teorinya Erikson disebut tahap usia senja yang diduduki oleh orang-orang yang berusia sekitar 60 atau 65 ke atas. Masa hari tua (Senescence) ditandai adanya kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya
Dalam teori Erikson, orang yang sampai pada tahap ini berarti sudah cukup berhasil melewati tahap-tahap sebelumnya dan yang menjadi tugas pada usia senja ini adalah integritas dan berupaya menghilangkan putus asa dan kekecewaan. Tahap ini merupakan tahap yang sulit dilewati menurut pemandangan sebagian orang dikarenakan mereka sudah merasa terasing dari lingkungan kehidupannya, karena orang pada usia senja dianggap tidak dapat berbuat apa-apa lagi atau tidak berguna. Kesulitan tersebut dapat diatasi jika di dalam diri orang yang berada pada tahap paling tinggi dalam teori Erikson terdapat integritas yang memiliki arti tersendiri yakni menerima hidup dan oleh karena itu juga berarti menerima akhir dari hidup itu sendiri.
Dari keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa tahap perkembangan perilaku psikososial siswa di SMA menurut Erikson terjadi pada tahap ke lima yaitu identitas vs kekacauan identitas ditandai adanya kecenderungan untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota sehingga pada tahap ini siswa telah siap untuk belajar secara kelompok.
2.        Pada taraf manakah perkembangan identitas gaya hidup, identitas prestasi, identitas religius. Apakah pada taraf diffused, foreclosed, moratorium, achieved. Bagaimanakah kesiapan Anda berdasarkan perkembangan tersebut untuk menjadi seorang guru?

Penyelesaian :
·         Identitas diffusion. Orang tipe ini, yaitu orang yang mengalami kebingungan dalam mencapai identitas. Ia tidak memiliki krisis dan juga tidak memiliki tekad untuk menyelesaikannya. Ciri seseorang yang memiliki identitas ini adalah : tidak mempunyai pilihan-pilihan yang dipertimbangkan secara serius, tidak mempunyai komitmen, tidak yakin pada dirinya sendiri, cenderung menyendiri, orang tua tidak mendiskusikan mengenai masa depan dengannya, mereka sering bicara semua terserah mereka, beberapa dari mereka tidak mempunyai tujuan hidup, cenderung tidak bahagia, sering menyendiri karena kurangnya pergaulan.
·         Identitas foreclosure; identitas ini ditandai dengan tidak adanya suatu krisis, tetapi ia memiliki komitmen atau tekad. Sehingga individu seringkali berangan-angan tentang apa yang ingin dicapai dalam hidupnya, tetapi seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapinya. Akibatnya, ketika individu dihadapkan pada masalah realitas, tidak mampu menghadapi dengan baik. Bahkan kadang-kadang melakukan mekanisme pertahanan diri seperti ; rasionalisasi, regresi pembentukan reaksi dan sebagainya. (Dariyo, 2004 : 84)

Ciri seseorang yang memiliki identitas ini : komitmennya dibuat setelah menerima saran dari orang lain, keputusan dibuat tidak sebagai hasil dari krisis, yang akan melibatkan pertanyaan dan eksplorasi pilihan-pilihan yang mungkin, berpikiran kaku, bahagia, yakin pada diri sendiri, bahkan mungkin puas dengan diri sendiri, menjadi dogmatis ketika opininya dipertanyakan, hubungan keluarga dekat, patuh, cenderung mengikuti pemimpin yang kuat, tidak mudah menerima perselisihan pendapat.
·          Identitas moratorium ; identitas ini ditandai dengan adanya krisis, tetapi ia tidak memiliki kemauan kuat (tekad) untuk menyelesaikan masalah krisis tersebut. Ciri seseorang yang memiliki identitas moratorium adalah : dalam keadaan krisis, ragu-ragu dalam membuat keputusan, banyak bicara, percaya diri, tetapi juga mudah cemas dan takut, pada akhirnya mungkin akan keluar dari krisis dengan kemampuannya membuat komitmen.

·         Identitas achievement ; seorang individu dikatakan telah memiliki identitas, jika dirinya telah mengalami krisis dan ia dengan penuh tekad mampu menghadapinya dengan baik. Justru dengan adanya krisis akan mendorong dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya mampu menyelesaikannya dengan baik. Walaupun kenyataannya ia harus mengalami kegagalan, tetapi bukanlah akhir dari upaya untuk mewujudkan potensi dirinya.

Ciri orang yang memiliki identitas ini : mampu membuat pilihan dan komitmen yang kuat, pilihan dibuat sebagai hasil proses periode krisis dan pencurahan banyak pikiran serta perjuangan emosi, orang tua mendorongnya untuk membuat keputusannya sendiri, orang tua mendengarkan ide-idenya dan memberi opini tanpa tekanan, flexible strength, banyak berpikir, tetapi tidak terlalu mawas diri, mempunyai rasa humor, dapat bertahan dengan baik dibawah tekanan, mampu menjalin hubungan yang intim, dapat bertahan meskipun membuka diri pada ide baru, lebih matang dan lebih kompeten dalam berhubungan daripada mereka dari tiga kategori status identitas lainnya.
Bila dilihat dari ciri – ciri keempat identitas maka : identitas gaya hidup berkembang pada taraf  identitas achievment karena pada identitas ini remaja telah  mengalami krisis dan ia dengan penuh tekad mampu menghadapinya dengan baik. Justru dengan adanya krisis akan mendorong dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya mampu menyelesaikannya dengan baik.  Identitas prestasi berkembang pada taraf identitas moratorium karena seseorang yang memiliki identitas moratorium adalah : dalam keadaan krisis, ragu-ragu dalam membuat keputusan, banyak bicara, percaya diri, tetapi juga mudah cemas dan takut, pada akhirnya mungkin akan keluar dari krisis dengan kemampuannya membuat komitmen. Identitas religius berkembang pada taraf identitas diffusion kerena pemilihan tentang keyakinan religius bersumber dari orang tua dan orang tua tidak pernah mendiskusikan hal tersebut pada anak.
Seorang guru haruslah memahami setiap taraf identitas agar identitdapat mengembangkan identitas siswa sesuai d engan taraf perkembangannya sehingga siswa dapat mengerti tugas – tugas perkembangannya.



MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK DENGAN MENGOPTIMALKAN DAYA INGAT

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK DENGAN MENGOPTIMALKAN DAYA INGAT
Oleh : Yul Khairani

1.                  PENDAHULUAN
Hidup di jaman serba cepat dan dinamis seperti sekarang ini menuntut kita untuk bekerja lebih keras terutama otak. Pada saat informasi penting datang secara tiba - tiba, kita menangkapnya tetapi terkadang beberapa saat kemudian langsung lupa. pendi-blog.blogspot.com/.../tips-trik-meningkatkan-daya-ingat
Pembelajaran dan memori merupakan kemampuan manusia yang sangat penting dalam  kehidupan. Mengingat dan lupa (remembering and forgetting) merupakan fenomena yang sejak beberapa ratus tahun sebelum Masehi dipelajari oleh pakar di Yunani untuk mencari rumus yang tepat bagaimana meningkatkan kemampuan mengingat (memory). (AL ARIF)
Kemampuan memori setiap orang ternyata bukanlah semata-mata faktor genetika, tapi juga karena adanya rangsangan dan pembentukan yang dimulai sejak dini. Peran orang tua juga sangat signifikan dalam proses pembentukannya dan harus dilakukan secara kontinu. www.dechacare.com/Meningkatkan-Daya-Ingat-Anak-I43
Seperti kita ketahui, kemampuan memori memegang peran yang cukup penting dalam proses pembelajaran dan bagi banyak orang menjadi salah satu tolak ukur dalam intelektualitas. Bahkan, hal tersebut merupakan aset berharga sepanjang hidup. Tak heran bila banyak orang pun berusaha terus untuk meningkatkan daya ingat dan mengasah ketajamannya. www.dechacare.com/Meningkatkan-Daya-Ingat-Anak-I43
Daya ingat, bagi anak sangat penting bagi belajarnya. Jika ia memiliki daya ingat yang baik, maka prestasi di sekolah dan prestasi dalam kehidupannya kemungkinan besar juga baik . Hal sebaliknya, jika daya ingat anak kurang baik, maka kemungkinan besar prestasi sekolahnya buruk, ditambah dengan prestasi hidup yang kurang menggembirakan.( AL ARIF )
Banyak faktor penyebab prestasi anak di sekolah jeblok. Salah satunya adalah si anak tidak bisa atau tidak diberi kesempatan untuk mengoptimalkan daya ingatnya. Semua guru akan sepakat mengatakan bahwa daya ingat (memori) yang baik berperan penting dalam pencapaian prestasi di sekolah. id.shvoong.com › BukuBiografi
Oleh karena itulah penulis tertarik utuk menulis makalah dengan judul : MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK DENGAN MENGOPTIMALKAN DAYA INGAT

2.        PENYELESAIAN MASALAH
A.    Daya ingat ( Memori )
Socrates pernah mengemukakan perumpamaan tentang memori dengan melukiskannya dengan sebagai gundukan lilin dalam kepala, dimana setiap individu memiliki besar yang berbeda dan komposisi yang berbeda ( ada yang keras, ada yang lunak, dan ada yang komposisinya tepat ). Memori atau kemampuan untuk mengingat apa yang kita lihat atau kita dengar melalui persepsi dan apa yang ingin kita ingat itu seolah – olah dicetak dalam gundukan lilin tadi. Cetakan yang tidak jelas atau batal dicetak dan cetakan yang telah dihapuskan akan menyebabkan kita lupa akan sesuatu yang telah kita lihat atau kita dengar.
Pada masa sekarang kita dapat menganalogikan lilin tersebut dangan harddisk, diskette, ataupun kaset. Dari perumpamaan tersebut dapat kita ambil beberapa kesimpulan mengenai memori, yaitu :
1.        Memori tergantung pada persepsi atau pengalaman
2.        Pengalaman meninggalkan jejak didalam otak kita
3.        Terdapat perbedaan memori pada individu yang satu dengan individu yang lain
4.        Disamping ingat lupa juga akan muncul
5.        Beberapa pengalaman yan tidak meninggal jejak tertentu umumnya tidak disimpan sehingga muncul kelupaan
Dari beberapa kesimpulan di atas, kita dapat memahami bahwa ingatan tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang pernah dialami saja, tetapi juga termasuk kemampuan untuk menerima, menyimpulkan dan menimbulkan kembali apa yang telah dialaminya ( Walgito ) dalam elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_umum.../Bab_6.pdf.
Hal penting yang dapat memebentuk daya ingat adalah adanya informasi atau pengetahuan. Ada beberapa informasi yang mempengaruhi daya ingat seseorang . informasi – informasi yang sifatnya universal dan dapat diindra seperti dilihat, didengar, dan lain sebagainya akan memudahkan seseorang untuk memanggil kembali memori di otak ketika dibutuhkan.
Lain halnya jika sesuatu yang diingat tersebut bersifat spesifik. Misalnya istilah – istilah biologi, teori – teori fisika, atau kalimat – kalimat keilmuan lainnya. Kalimat – kalimat seperti ini lebih sukar diiingat karena keberadaannya merupakan suatu hal baru dan tidak bersifat universal. Artinya kalimat – kalimat tersebut jarang sekali digunakan dalam kehidupan sehari –hari. Sehingga kalimat – kalimat ini lebih susah ntuk diingat kembali. Kecuali kalimat – kalimat tersebut sudah menjadi “makanan sehari – hari. Contohnya: Guru – guru kimia akan lebih mudah mengingat istilah – istilah kimia, karena istilah – istilah tersebut sering mereka gunakan dalam kehidupan sehari –hari.
Hal yang sama juga akan terjadi pada seseorang yang memahami hakikat informasi tersebut dengan baik hingga membentuk persepsi. Seseorang yang merekam pengetahuan dengan cara mempelajari dan memahaminya, hingga terbentuknya persepsi akan lebih mudah memanggil kembali memori tersebut dari pada orang yang hanya sekedar mendengar saja. Orang yang hanya sekedar mendengar informasi akan kesulitan untuk mengingat kembali karena ia tidak menyimpan informasi tersebut dengan baik dalam otak. Sebagaimana file yang tersimpan didalam komputer, jika seseorang hanya menyimpan mengetik tanpa menyimpan filenya maka bisa dipastikan dia akan kehilangan file tersebut saat dibutuhkan kembali.
Jika seseorang merekam informasi tersebut hanya sebagian saja tanpa memahami hakikat dari informasi yang didengarnya. Maka ia juga akan mengalami kesulitan dalam mengingat kembali informasi yang telah didengarnya.
Mengingat kembali file yang ada dalam otak juga akan lebih mudah bila jika seseorang tersebut sering menggunakan informasi yang terekam baik di otaknya. Kemudian menggunakannya dan mengaplikasikannya.
Oleh karena itu, orang yang memiliki daya ingat yang tinggi adalah mereka yang terbiasa melakukan aktivitas berpikir. Orang yang memiliki kebiasaan ini memiliki daya kosentrasi yang tinggi, karena alam pikirannya selalu dipenuhi dengan berbagai macam pengetahuan hinggga akhirnya membentuk pikiran yang produktif. Sel – sel sarafnya pun selalu mendapatkan stimulant – stimulant yang positif  melalui aktifitas mengingat dan berpikir. Hal inilah yang akan mampu mempertajam daya ingat yang di miliki oleh seseorang. ( Al – Hanafi )

B.       Proses Mengingat
Proses mengingat berlangsung melalui tiga tahap. Berikut ini tahap-tahap tersebut :
Tahap pertama adalah belajar. Melalui belajar orang menerima informasi dari lingkungan. Pemerolehan informasi dapat dilakukan dengan sadar dan bertujuan (intentional learneing) melalui perhatian dan konsentrasi terhadap sesuatu yang ingin dipelajari. Tetapi informasi dapat diterima tanpa tujuan untuk mengingatnya (incidental learning).
Tahap kedua adalah penyimpanan (retention): informasi yang diterima memori jangka pendek (short-term memory), yakni hanya mengingat-ingat informasi dalam beberapa detik sampai beberapa jam. Informasi ini perlu ditransfer ke dalam memory jangka panjang (long-term memory) agar dapat disimpan dan diingat lebih lama, bahkan mungkin bertahan seumur hidup.
Tahap ketiga adalah mengingat kembali informasi yang telah diterima dan tersimpan dalam memori jangka panjang.
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_umum.../Bab_6.pdf.
C.  Macam – Macam Memori
Ada tiga jenis memori yang terlibat dalam proeses memori, yaitu :
1.        Memori Sensoris
Memori sensoris berkaitan pada penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh panca indra kita. Setiap panca indra memiliki satu macam memori sensoris. Proses memori sensoris dapat dikatakan sabagai proses penyimpanan memori melalui jalur syaraf – syaraf sensoris yang berlangsung dalam jangka waktu yang sangat pendek.
Pada saat kita melihat atau mendengar sesuatu informasi dari indra – indra tersebut akan diubah dalam bentuk implus – implus neural dan diantar ke bagian tertentu dalam otak.
Memori sensoris mempunyai kapasitas penyimpanan amat besar, tetapi informasi yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa informasi yang disimpan dalam memori sensoris akan mulai menghilang setelah sepersepuluh detik dan akan menghilang seluruhnya dalam satu detik kemudian. Contohnya saat kita berkenalan dengan orang, setelah satu detik selanjutnya kita akan bertanya lagi nama orang tersebut.  
2.    Memori Kerja ( Memori Jangka Pendek )
Memori kerja atau memori jangka pendek sering disebut juga dengan short term memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Kapasitas memori jangka pendek sangat terbatas oleh karena itu proses mengingat dalam memori jangka pendek tidak membutuhkan waktu yang lama. Ada dua cara mengingat dalam memori jangka pendek,  yaitu :
·               Parallel Search, informasi yang disimpan dalam memori ditelusuri sekaligus. Misalnya mengingat paras muka seseorang dilanjutkan dengan mengingat namanya.
·               Serial  Search, penelusuran informasi dilakukan pada satu kesatuan informasi satu persatu. Contohnya saat mempelajari nama – nama unsur, kemudian ditanyakan Au adalah symbol dari unsur apa dalam system periodik maka secara otomatis akan diingat nama – nama unsur yang telah dipelajari secara satu persatu. Semakin banyak nama – nama unsure yang telah di pelajari maka semakin lama waktu yang digunakan untuk mengingatnya.    
3.                Memori Jangka Panjang
Memori jangka panjang atau yang sering disebut dengan long term memory adalah suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen.
Prosesnya berawal pada memori sensoris yang menerima informasi dari indra – indra kemudian mengubahnya menjadi implus – implus dan mengirimkannya dalam memori kerja kemudian dilakukan penyaringan berdasarkan arti dari informasi itu kemudian dikirimkan ke memori jangka panjang untuk dicocokkan atau digabungkan dengan informasi yang telah tersimpan sebelumnya dalam memori jangka panjang sehingga menjadi sebuah pengetahuan yang baru.
Kapasitas memori jangka panjang sangat besar, hal ini memungkinkan penyimpanan informasi yang luar biasa banyaknya yang diperoleh sepanjang hidup organism. Penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang sangat terorganisir. Organisasi informasi ini besar faedahnya karena bila tidak terorganisir maka proses mengingat suatu informasi sederhana saja sangat sulit.
Informasi yang tersimpan secara terorganisir itu, bila diberi petunjuk, maka proses mengingat itu akan berlangsung beberapa detik saja.
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_umum.../Bab_6.pdf.


D.  Proses Terjadinya Lupa





elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_umum.../Bab_6.pdf.

E.     Cara Meningkatkan Daya Ingat Anak

Teknik yang dapat dilakukan agar informasi atau pengetahuan yang diterima dapat disimpan lebih lama dan lebih kuat di dalam otak, yaitu :
1.         Menggabungkan masukan verbal, visual, tactile, dan kinesthetic, untuk membentuk jumlah “gambaran” berjenis – jenis yang membawa lebih banyak kegiatan otak aktif berperan.
2.         Menambah isi yang emosional terhadap gambaran seperti humor.
3.         Menghubungkan ide dengan ide penting lainnyayang telah diingat, sehingga mengingat kembali salah satu dari ide – ide tersebut dapat mendatangkan ide baru. ( Albrecht, K. )
Untuk meningkatkan daya ingat anak dapat digunakan beberapa cara lain, selain dari teknik yang ada di atas, yaitu :
1.    Jangan  Membagi Perhatian
Memungkinkan bagi seseorang melakukan lebih dari satu hal dalam waktu bersamaan. Kita dapat makan malam dan menonton TV, atau berbicara dan menyetir mobil. Ini berarti bahwa sepanjang pekerjaan itu tidak tergantung pada satu proses mental yang sama, keduanya dapat dikerjakan pada satu waktu. Namun, jika kedua pekerjaan tergantung pada tipe proses mental yang sama (seperti mendengar cerita dan membaca buku), keduanya tak dapat diselesaikan dengan baik.
Kapasitas untuk memberikan perhatian pada lebih dari satu hal dalam waktu bersamaan bervariasi pada setiap orang, dan dapat dipengaruhi oleh kewaspadaan, umur dan motivasi. Jika anak dapat mengerjakan lima atau enam aktivitas pada waktu bersamaan, tidaklah mungkin untuk mengingat banyak hal pada saat anak melakukannya. Anak tidak akan bisa belajar dan mengingat pelajarannya dengan baik sambil nonton tv , mendengarkan radio atau sambil makan. Jika anak sedang belajar, usahakan turut membantunya dengan menghilangkan semua hal yang bisa membagi perhatiannya. Memang sebaiknya orang tua menyedaikan waktu dan tempat khusus bagi anak untuk belajar.
2.    Melibatkan  Emosi Saat Belajar
Dengan melibatkan emosi dalam belajar , otak akan lebih mudah mengingat materi pelajaran. Contoh dari belajar dengan melibatkan emosi antara lain :
·      membaca dengan keras
·      membaca dengan intonasi
·      dan lain sebagainya
Masih ada kaitannya dengan emosi, berilah perasaan gembira pada anak pada saat ia belajar. Anak tidak mungkin bisa belajar dengan baik, setelah ia dimarahi.
3.    Cerita Dalam Belajar
Salah satu metode yang cukup efektif untuk meningkatkan daya ingat anak adalah dengan menggunakan metode bercerita dalam belajarnya. Anak terbukti lebih mudah mengingat sebuah pelajaran, jika disampaikan dalam bentuk cerita. Saat mendengarkan sebuah cerita, anak mengoptimalkan penggunaan kedua belahan otaknya dalam menyerap informasi. Sebuah cerita tidak hanya melibatkan penalaran si anak, melainkan juga melibatkan emosi.
4.    Mempelajari Gambaran Besarnya Dahulu
Ini adalah teknik belajar yang cukup ampuh untuk meningkatkan daya ingat anak. Setiap belajar, anak hendaknya mempelajari gambaran besar dari meteri pelajarannya tersebut. Misalnya saat akan membaca buku,langkah berikut bisa diajarkan kepada anak :
·      baca halaman judul dan kata pengantar terlebih dahulu. Bukan langsung membaca isinya
·      pelajari daftar isi
·      buka halaman belakang buku dan membaca indeksnya. Mungkin ada kata-kata kunci yang langsng menarik perhatian
·      mulai dari bab pertama dan baca sekilas buku tersebut. Baca sekilas judul topik dan kata-kata kunci setiap bab.
·      Pada akhir setiap bab, bacalah seluruh ringkasannya. Jika ada pertanyaan tentang bab itu, luangkan waktu untuk membaca kembali pertanyaan-pertanyaan itu. Tandai pertanyaan yang sudah dapat dijawab.
·      Pada akhir setiap bab, mintalah anak membaca seluruh ringkasannya. Jika ada pertanyaan tentang bab itu, luangkan waktu untuk membaca kembali pertanyaan-pertanyaan itu.



5.    Memberi Hadiah Sebagai Stimulus
Berilah hadiah dan ucapan selamat atas keberhasilan anak Anda. Hadiah dan ucapan selamat merupakan rangsangan yang akan memberikan dampak positif bagi belajarnya. Dan tentu saja, juga berdampak positif bagi peningkatan daya ingatnya.
6.    Hilangkan  Pengganggu Belajar
Beberapa yang dapat mengganggu belajar anak antara lain :
1. suara gaduh
2. musik
3. pertengkaran
4. televisi
5. suara telepon
6. anak-anak yang bermain
7. mainan
Jauhkan dari anak semua penggagu belajar di atas saat anak sedang belajar.
7.    Meningkatkan Perhatian  Atau Konsentrasi
Meningkatkan perhatian atau konsentrasi anak pada materi pelajaran adalah hal terpenring untuk meningkatkan daya ingat. Dengan meningkatkan perhatian, ini juga berarti si anak akan mengetahui mana materi yang harus diingatnya dan mana materi yang tidak perlu untuk diingat. Jika anak saat belajar tidak bisa memberikan perhatian pada materi pelajarannya, maka akan sia-sia belajarnya. Semudah apapun pelajaran, jika tanpa perhatian atau konsentrasi, maka ia akan mudah juga dilupakannya.
Anak tidak akan bisa memberikan perhatian terhadap sesuatu jika ia tegang, cemas, atau dalam keadaan stress. Hal pertama yang harus dilakukan si anak agar ia bisa konsentrasi adalah rileks.
8.    Menggunakan Gambar
Salah satu dari cara manusia untuk menyerap informasi dari lingkungannya adalah dengan menggunakan cara visual. Anak belajar visual dengan menggunakan penglihatannya. Nah, salah satu bentuk metode belajar visual adalah dengan menggunakan gambar. Ada beberapa alasan untuk hal ini, antara lain :
·      Dengan gambar, anak lebih menggunakan banyak indera untuk menerima materi pelajarannya. Sehingga ia lebih mudah mengingatnya.
·      Dengan gambar, anak lebih senang dalam belajar. Bandingkan jika anak hanya disodori tulisan saja dan disuruh menghafalnya. Gambar memberikan emosi positif bagi anak dalam belajar. Emosi positif sangat dibutuhkan dalam meningkatkan daya ingat dan konsentrasi anak.
·      Dengan gambar, anak lebih bisa menangkap maksud dari pelajaran. Pepatah mengatakan “gambar bisa mewakili seribu kata”. Memang benar demikian. Jadi gambar bisa menjelaskan lebih banyak hal dan memiliki makna yang luas.
·      Secara ilmiah, dengan gambar berarti anak telah belajar sesuatu dengan menggunakan dua belahan otaknya, yaitu otak kiri dan kanan. Dengan belajar menggunakan dua belahan otak, daya ingat anak jauh lebih baik dibanding jika ia hanya menggunakan otak kirinya semata.
9.    Menumbuhkan Mental Positif Pada Anak
Kondisikanlah mental anak Anda sepositif mungkin agar ia bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Hindari kata-kata dan tindakan negatif terhadap mereka. Karena hal tersebut akan berakibat mental mereka negatif pula. Dan mental negatif akan menyulitkan mereka dalam mempelajari sesuatu dalam hidupnya. Mental negatif juga membuat ia merasa tidak bisa. ( Al Arif )
10.                        Mengaktifkan Otak Tengah
Meningkatnya daya ingat dapat membuat seseorang mampu belajar banyak dalam tempo yang lebih singkat. Jika dia belajar dengan waktu yang sama dengan orang lain, dia akan mendapat lebih banyak.
Sering kali kita menemukan orang – orang seperti ini di sekeliling kita. Kita belajar bersama dengan dia, tetapi dia mempunyai pengertian dan mengingat lebih banyak dari pada kita. Peningkatan daya ingat ini berhubungan langsung dengan semakin meluasnya jaringan pada sel otak seseorang.
Meningkatnya daya ingat sejalan dengan meningkatnya daya tangkap. Secara biologis, jika kita manangkap hal yang baru, dibuatlah suatu hubungan antarneoron di otak kita. Semakin banyak tangan neuron, semakin mudah kita menangkap atau mengerti hal – hal yang baru. Otak tengah secara luar biasa bisa menghubungkan hal seperti itu, bukan hanya pada kemampuan logika kita, tapi juga antara logika dan seni.
Sekarang ini otak tengah anak sudah bisa diaktifkan, cara ini ditemukan oleh GMC ( Genius Mind Consultancy ). Mereka telah menemukan cara untuk mengaktifkan otak tengah dengan cara mutakhir, yakni mempergunakan computer. Cara ini terbukti ampuh. Sebenarnya di dunia ini ada banyak cara untuk mengaktifkan otak tengah. Tibet menempuh cara meditasi. Sementara itu Rusia menemukan cara latihan selama satu tahun.
Sekarang otak tengah dapat diaktifkan dengan kursus singkat dengan waktu yang singkat, yaitu hanya dua hari. Tingkat keberhasilan metode ini 90 %.
Pada saat aktifasi otak tengah, acara dibuat agar anak – anak merasa bebas. Mereka dapat berteriak, bernyanyi, bahkan juga mendapatkan hadiah – hadiah kecil untuk memotivasi anak dan untuk membuat anak – anak merasa rileks.
Ada beberapa hal yang menjadikan pengaktifan otak tengah merupakan hal yang bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat, yaitu:
·      Otak tengah sebagai pemancar gelombang otak
Posisi otak tengah adalah sebagai awal dari batang otak. Batang otak adalah bagian otak yang menghubungkan otak dengan bagian lain dari tubuh, termasuk panca indra dan otot – otot. Otak tengah dapat dikatakan berfungsi seperti relai dari semua sinyal yang berasal dari pancaindra atau isinya yang mengontrol otot motorik.
Karena fungsi otak tengah yang seperti stasiun relai, terjadi konsentrasi yang tinggi dari pancaran gelombang otak. Seperti kita ketahui sinyal informasi mengalir pada neuron dalam bentuk gelombang listrik. Intensitas yang tinggi dari aktivitas gelombang listrik ini dapat menyebabkan otak tengah berfungsi sebagai pemancar.
·      Otak tengah sebagai penerima pantulan gelombang otak
Selain sebagai antena pemancar, otak tengah juga berfungsi sebagai antena penerima gelombang otak. Otak tengah yang telah diaktifkan akan terdiri dari konsentrasi yang tinggi dari neuron yang aktif. Tangan dari neuron ini berfungsi sebagai penerima sinyal.
Selain dapat mengoptimalkan daya ingat. Otak tengah juga akan menyeimbangkan kemampuan lain sehingga setara dengan kemampuan dominan anak. Otak tangah yang sudah aktif akan merangsang kemampuan kecerdasan lain yang kurang dominan menjadi mendekati kemampuan yang dominan. Dalam konteks dunia pendidikan atau sekolah. Prestasi anak disekolah dapat diperbaiki dengan aktifnya otak tengah. Pengaruh ini memang membutuhkan waktu agar dapat terlihat secara nyata. ( Sangkanparan, H. )









3.      PENUNTUP
  1. Kesimpulan
Berdasarkan teori yang telah di paparkan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mengoptimalkankan daya ingat dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Jangan Membagi Perhatian
2. Melibatkan Emosi Saat Belajar
3. Cerita Dalam Belajar
4. Mempelajari Gambaran Besarnya Dahulu
5. Memberi Hadiah Sebagai Stimulus
6. Menghilangkan Pengganggu Belajar
7. Meningkatkan Perhatian Atau Konsentrasi
8. Menggunakan Gambar
9.Menumbuhkan Mental Positif Pada Anak
10. Mengaktifkan Otak Tengah

  1. Saran
Berdasarkan teori yang telah di paparkan, maka saran yang dapat dikemukakan penulis adalah para pendidik haruslah bekerja sama dengan orang tua untuk melakukan cara – cara yang dapat mengoptimalkan daya ingat karena tanpa kerja sama yang baik hal tersebut tidak akan tercapai. Selain itu lebih dianjurkan kepada guru maupun orang tua anak untuk menggunakan cara – cara yang lebih mudah dan lebih murah yaitu cara Jangan Membagi Perhatian, Melibatkan Emosi Saat Belajar, Cerita Dalam Belajar, Mempelajari Gambaran Besarnya Dahulu, Memberi Hadiah Sebagai Stimulus, Menghilangkan Pengganggu Belajar, Meningkatkan Perhatian Atau Konsentrasi, Menggunakan Gambar, Menumbuhkan Mental Positif Pada Anak. Jika dengan cara – cara tersebut daya ingat anak masih tetap lemah barulah guru atau orang tua dapat menggunakan cara mengaktifasi otak tengah yang memerlukan biaya yang lumayan mahal.


DAFTAR PUSTAKA
Al Hanafi, dkk., (2010), Think & Be The Winner, Penerbit Cakrawala, Yogyakarta.
Albrecht, K., (2005),Brain Power, Penerbit Dahara Prize, Semarang.
Sangkanparan, H., (2010), Dahsyatnya Otak Tengah, Penerbit Visimedia, Jakarta.
Al Arif (2004), http://www. anakjenius.com/cara-meningkatkan-daya-ingat-anak.pdf, (accessed  2 May 2004)
Dechacare, (2008), http://www.dechacare.com/Meningkatkan-Daya-Ingat-Anak-I43.html, (diakses 2 Juli 2008-April 2010)
Gunadarma,(2009),http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_umum.../Bab_6.pdf. (accessed April 2010)
Pendi,(2008),http://pendi-blog.blogspot.com/.../tips-trik-meningkatkan-daya-ingat/(accessed Januari 2008-April 2010)
shvoong,(2009),http://id.shvoong.com/kecerdasan_daya_ingat.htm(accessed may 2010)